CARAMENJADI.COM - Menjadi pemimpin bukan suatu hal yang mudah karena ada banyak sekali ketentuan yang harus kalian hadapi. Pemimpin akan menanggung resiko besar bilamana sesuatu terjadi terhadap apa yang kalian lakukan. Seperti halnya kesalahan sedikit saja dapat membuat nama pemimpin tercoreng dan menjadi gunjingan masyarakat. Pemimpin harus bisa melangkah dengan benar dalam mengambil keputusan ataupun tindakan. Pastinya sudah ada tujuan tertentu atau kriteria yang akan mereka terapkan sebagai pemimpin. Seperti halnya seorang presiden yang memiliki masa jabatan 5 tahun. Dalam waktu tersebut ia sudah memiliki rencana untuk melakukan apa sesuai tujuannya. Berbicara soal pemimpin, hal ini bisa terkait dalam bentuk apapun. Seperti halnya pemimpin dalam sebuah organisasi, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Kalian bisa menerapkannya sesuai apa yang sedang di jalankan masing-masing. Sebagai pemimpin, sangat penting untuk mempelajari banyak hal supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Meski begitu, masih banyak dari mereka yang masih ragu dan takut menjadi pemimpin. Mereka yang belum terbiasa atau baru terjun ke dunia kepemimpinan tentu merasakan hal yang mengejutkan. Bagaimana caranya memimpin anggotanya dengan baik tanpa harus melakukan kesalahan yang fatal. Pemimpin yang ragu dan tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan sulit untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri bilamana suatu saat menjadi pemimpin. Kalian bisa mempersiapkannya dengan cara melihat pemimpin yang sudah ada di era sebelumnya. Ada berbagai macam jenis kepemimpinan seperti yang terjadi pada era kepemimpinan Lewin. Ketahui terlebih dahulu lalu terapkan dengan baik. Apa Itu Gaya Kepemimpinan Lewin? Kepemimpinan Lewin adalah gaya kepemimpinan yang dapat di artikan sebagai karakteristik pemimpin yang di bawa seorang pemimpin dalam mengarahkan anggotanya. Gaya kepemimpinan yang satu ini merupakan studi kepemimpinan untuk menemukan tiga gaya kepemimpinan utama, yakni kepemimpinan otoriter, demokratis, dan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri untuk setiap kontrol kepemimpinan tersebut. Studi Lewin's Leadership Style bermula pada tahun 1939 saat sekelompok peneliti yang diketuai oleh seorang ilmuwan psikologis bernama Kurt Lewin. Ia mulai meneliti dan mengidentifikasi gaya kepemimpinan untuk pertama kalinya. Pada studi tersebut, Lewin menerapkan tiga gaya kepemimpinan utama yang menjadi pionir serta batu loncatan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap studi lanjutannya mengenai gaya kepemimpinan yang harus ia kembangkan. Lewin melibatkan anak sekolah untuk bergabung ke salah satu kelompok dengan kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Mereka mendapatkan tugas dalam sebuah proyek seni dan kerajinan singkat. Untuk kelompok peneliti mengamati perilaku anak dalam menanggapi gaya kepemimpinan yang berbeda. Hasil tersebut menemukan bahwa, kepemimpinan demokratis merupakan cara yang efektif dalam menginspirasi anggota. Pengamatan tersebut berhasil ia lakukan setelah menerapkan kepemimpinan yang dilakukan oleh anak-anak. Mereka menerapkan gaya sesuai kriteria masing-masing dan menurutnya gaya kepemimpinan demokratis yang paling efektif. Gaya kepemimpinan yang satu ini mampu menginspirasi anggotanya untuk memiliki kinerja yang baik. 3 Gaya Kepemimpinan Lewin yang Wajib Dicoba Lewin membagi menjadi tiga bagian jenis kepemimpinan yang telah ia terapkan. Masing-masing kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jenis kepemimpinan yang terbaik bisa kalian terapkan apabila suatu saat menjadi seorang pemimpin. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah untuk kalian terapkan. Berikut 3 jenis kepemimpinan Lewin: Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter merupakan jenis kepemimpinan yang memberikan tujuan jelas terkait apa yang harus pemimpin capai. Jenis kepemimpinan yang satu ini akan mengarahkan cara menyelesaikannya dengan cepat dan sigap. Seorang pemimpin otoriter memiliki kendali penuh terhadap apa yang ingin ia lakukan, khususnya terkait peraturan dan prosedur. Pemimpin otoriter biasanya tanpa melibatkan partisipasi anggotanya sama sekali. Hal ini sudah menjadi keputusan mutlak dari seorang pemimpin. Hasil penelitian Lewin mengungkapkan bahwa tingkat kreativitas anggota yang dipimpin kepemimpinan otoriter sangat rendah dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut karena terbiasa selalu mengikuti peraturan dari pemimpinnya. Selain itu, Studi Lewin terkait kepemimpinannya juga menyatakan bahwa jenis kepemimpinan yang satu ini sulit mengubah gayanya menjadi kepemimpinan yang partisipatif atau bahkan delegatif sekalipun. Sehingga akan kurang efektif bilamana kalian menerapkannya. Akan tetapi, kepemimpinan otoriter bisa kalian terapkan dalam dua kondisi. Seperti halnya ketika waktu pengambilan keputusan tim hanya sedikit dan saat kondisi di mana hanya pemimpin yang memiliki pengetahuan lebih banyak daripada anggota tim. Pendekatan otoriter ini bisa menjadi pendekatan yang sangat baik untuk segala situasi dalam menuntut keputusan cepat dan tindakan yang tegas. Akan tetapi, otoriter sering berdampak pada lingkungan tim yang menjadi disfungsional dan tidak bersahabat. Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan Lewin yang bisa kalian coba selanjutnya adalah demokratis. Kepemimpinan demokratis merupakan jenis kepemimpinan partisipatif yang dinilai paling efketif. Pemimpin tidak hanya sekedar mengarahkan, namun ia memberikan bimbingan dan ikut berpartisipasi dan membolehkan anggotanya untuk memberikan gagasan dan saran terbaik mereka. Dalam penelitian Lewin sudah terbukti dari anak-anak yang masuk kelompok kepemimpinan demokratis kurang produktif namun kontribusi mereka lebih kuat. Sehingga akan sangat efektif untuk kebersamaan antara pemimpin dengan anggotanya. Pemimpin demokratis mampu mendorong anggotanya untuk berpartisipasi. Anggotanya akan terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan dan lebih termotivasi untuk kreatif. Kepemimpinan yang satu ini mampu membantu menumbuhkan komitmen terhadap tujuan bersama dan membuat anggota merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari tim. Jenis kepemimpinan demokratis tidak akan merugikan anggotanya yang mengikuti pemimpin mereka. Pendapatnya akan selalui diterim dengan baik. Apabila cocok, maka pendapat tersebut akan pemimpin pakai, begitu juga sebaliknya. Pemimpin akan memberikan penjelasan terkait mengapa pendapat orang lain tidak ia gunakan. Seperti halnya kurang efektif dengan tujuan yang ingin ia capai. Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan Delegatif mungkin agak asing bagi kalian, namun jika kalian pernah merasa dipimpin oleh seseorang yang sering menyerahkan tanggung jawab kepada tim itulah yang namanya pemimpin delegatif. Mungkin ada beberapa pemimpin yang memiliki karakter seperti itu. Tanpa berpikir secara matang terlebih dahulu, tugasnya ia limpahkan kepada anggotanya. Dalam praktiknya, kepemimpinan ini disebut sebagai laissez faire yang hampir tidak pernah atau tidak sama sekali memberikan bimbingan dan arahan kepada anggotanya. Sehingga, anggota biasanya merasa pembagian peran yang tidak jelas dan kurangnya motivasi. Hal tersebut karena tidak ada yang memberikan arahan terkait apa yang harus kalian lakukan untuk mencapai tujuannya. Sehingga, anggotanya harus melakukannya sendiri tanpa mengandalkan pemimpin. Penelitian Lewin melibatkan anak-anak dalam kelompok untuk menerapkan jenis kepemimpinan yang satu ini. Delegatif dinilai menjadi kepemimpinan yang tidak produktif, lebih banyak menuntut kejelasan, sedikit kerjasama, dan tidak mampu bekerja secara mandiri. Jenis kepemimpinan yang satu ini cenderung menghasilkan kelompok yang tidak memiliki arah, sehingga anggota kelompok saling menyalahkan. Kepemimpinan delegatif bisa kalian terapkan dalam kondisi semua anggota memliki keahlian dan kualifikasi yang tinggi. Akan tetapi, hal itu berlaku apabila tanpa arahan dan bimbingan dari pemimpin. Tim anggota yang memiliki kualifikasi tinggi dapat mengatur dan menjalankan tugasnya sendiri. Dengan begitu, mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya. Cara Menerapkan Gaya Kepemimpinan Lewin yang Paling Efektif Lewin mengutarakan bahwa kepemimpinan demokratis menjadi solusi yang paling efektif. Dari ketiga jenis kepemimpinan yang ia terapkan, demokratis memiliki sistem kepemimpinan yang efektif baik untuk pemimpin ataupun anggotanya. Kedua belah pihak mendapatkan hak masing-masing dalam menjalankan sistem kepemimpinan demokratis. Meski begitu, kalian juga bisa memadukan antara kepemimpinan demokratis dengan delegatif dan otoriter. Seperti halnya jika dalam suatu organisasi pada akhirnya harus memutuskan pendapat, maka peran pemimpin otoriter sangatlah penting. Begitu juga dengan kepemimpinan delegatif yang dapat kalian terapkan secara langsung untuk membangun kerjasama yang baik. Berikut tips menerapkan kepemimpinan seperti Lewin: • Menjaga Komunikasi Tetap Terbuka Pastikan semua orang merasa nyaman dalam menyampaikan ide sepanjang waktu. Gaya kepemimpinan yang satu ini tumbuh ketik semua opsi langsung dan terang untuk di bahas oleh semua orang. Sehingga akan menemukan hasil yang tepat. • Fokus Pada Diskusi Langkah selanjutnya adalah fokus pada topik diskusi. Sulit untuk membuat diskusi yang tidak terstruktur menjadi produktif. Ini menjadi tugas yang cukup penting bagaimana menyeimbangkan ide tersebut sambil membahas alur yang kalian bahas. Bilamana sudah menyimpang, ingatkan ke semua anggota tentang fokus awalnya. Seringkali hal ini terjadi karena tidak adanya keseriusan yang tinggi. Kalian harus menerapkannya secara efektif dalam membahas diskusi yang kalian lakukan. • Komitmen Cara menerapkan kepemimpinan demokratis yang selanjutnya adalah komitmen. Kalian nantinya akan berhadapan dengan banyak kemungkinan dan saran yang sulit terwujud. Kalian harus memilih mana yang paling benar dan logis, pilih sesuai keyakinan. Maka dari itu, komitmen sangat penting untuk mencapai hasil keputusan yang tepat dalam suatu kepemimpinan. • Hormati Ide Orang Lain Setiap orang berhak memberikan ide tersendiri untuk mewujudkan apa yang sedang kalian bahas. Ide tersebut bisa kalian ambil atau tidak bukan menjadi masalah. Sebagai pemimpin harus memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap anggotanya. Seringkali ada anggota yang kesal akibat tidak mendapatkan penghormatan dari pemimpin, bahkan ada yang tidak menganggap sama sekali. • Jangan Minta Maaf Jangan meminta maaf karena memutuskan sesuatu yang sudah kalian perhatikan dengan baik. Kalian harus memberikan pengeritan untuk pihak yang idenya tidak lolos. Namun pada akhirnya ada alasan kuat untuk memilih solusi yang berbeda. Pastikan kalian menerapkannya dengan baik dan benar terkait jenis kepemimpinan yang satu ini. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin tidak semudah yang kalian bayangkan. Ada beberapa hal yang harus kalian miliki jika ingin menjadi seorang pemimpin. Kesimpulan Gaya kepemimpinan Lewin terbagi menjadi tiga jenis, yakni kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri terkait kepemimpinan yang bisa kalian terapkan. Dengan menjadikannya satu, ketiga jenis kepemimpinan tersebut mampu meraih hasil yang maksimal. Sebagai pemimpin, kalian juga harus siap dalam segala situasi karena ada beberapa pihak yang mungkin tidak menyukainya. Berusaha semaksimal mungkin agar menjadi pemimpin yang benar-benar layak dan mendapat kepercayaan tinggi dari anggotanya.

CARAMENJADI.COM – Berikut 3 gaya kepemimpinan Lewin yang wajib dicoba. Menjadi pemimpin bukan suatu hal yang mudah karena ada banyak sekali ketentuan yang harus kalian hadapi. Pemimpin akan menanggung resiko besar bilamana sesuatu terjadi terhadap apa yang kalian lakukan. Seperti halnya kesalahan sedikit saja dapat membuat nama pemimpin tercoreng dan menjadi gunjingan masyarakat.

Pemimpin harus bisa melangkah dengan benar dalam mengambil keputusan ataupun tindakan. Pastinya sudah ada tujuan tertentu atau kriteria yang akan mereka terapkan sebagai pemimpin. Seperti halnya seorang presiden yang memiliki masa jabatan 5 tahun. Dalam waktu tersebut ia sudah memiliki rencana untuk melakukan apa sesuai tujuannya.

Berbicara soal pemimpin, hal ini bisa terkait dalam bentuk apapun. Seperti halnya pemimpin dalam sebuah organisasi, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Kalian bisa menerapkannya sesuai apa yang sedang di jalankan masing-masing. Sebagai pemimpin, sangat penting untuk mempelajari banyak hal supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

Meski begitu, masih banyak dari mereka yang masih ragu dan takut menjadi pemimpin. Mereka yang belum terbiasa atau baru terjun ke dunia kepemimpinan tentu merasakan hal yang mengejutkan. Bagaimana caranya memimpin anggotanya dengan baik tanpa harus melakukan kesalahan yang fatal. Pemimpin yang ragu dan tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan sulit untuk mencapai tujuannya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri bilamana suatu saat menjadi pemimpin. Kalian bisa mempersiapkannya dengan cara melihat pemimpin yang sudah ada di era sebelumnya. Ada berbagai macam jenis kepemimpinan seperti yang terjadi pada era kepemimpinan Lewin. Ketahui terlebih dahulu lalu terapkan dengan baik.

Apa Itu Gaya Kepemimpinan Lewin?

Kepemimpinan Lewin adalah gaya kepemimpinan yang dapat di artikan sebagai karakteristik pemimpin yang di bawa seorang pemimpin dalam mengarahkan anggotanya. Gaya kepemimpinan yang satu ini merupakan studi kepemimpinan untuk menemukan tiga gaya kepemimpinan utama, yakni kepemimpinan otoriter, demokratis, dan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri untuk setiap kontrol kepemimpinan tersebut.

Studi Lewin’s Leadership Style bermula pada tahun 1939 saat sekelompok peneliti yang diketuai oleh seorang ilmuwan psikologis bernama Kurt Lewin. Ia mulai meneliti dan mengidentifikasi gaya kepemimpinan untuk pertama kalinya. Pada studi tersebut, Lewin menerapkan tiga gaya kepemimpinan utama yang menjadi pionir serta batu loncatan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap studi lanjutannya mengenai gaya kepemimpinan yang harus ia kembangkan.

Lewin melibatkan anak sekolah untuk bergabung ke salah satu kelompok dengan kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Mereka mendapatkan tugas dalam sebuah proyek seni dan kerajinan singkat. Untuk kelompok peneliti mengamati perilaku anak dalam menanggapi gaya kepemimpinan yang berbeda. Hasil tersebut menemukan bahwa, kepemimpinan demokratis merupakan cara yang efektif dalam menginspirasi anggota.

Pengamatan tersebut berhasil ia lakukan setelah menerapkan kepemimpinan yang dilakukan oleh anak-anak. Mereka menerapkan gaya sesuai kriteria masing-masing dan menurutnya gaya kepemimpinan demokratis yang paling efektif. Gaya kepemimpinan yang satu ini mampu menginspirasi anggotanya untuk memiliki kinerja yang baik.

3 Gaya Kepemimpinan Lewin yang Wajib Dicoba

Lewin membagi menjadi tiga bagian jenis kepemimpinan yang telah ia terapkan. Masing-masing kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jenis kepemimpinan yang terbaik bisa kalian terapkan apabila suatu saat menjadi seorang pemimpin. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah untuk kalian terapkan.

CARAMENJADI.COM - Menjadi pemimpin bukan suatu hal yang mudah karena ada banyak sekali ketentuan yang harus kalian hadapi. Pemimpin akan menanggung resiko besar bilamana sesuatu terjadi terhadap apa yang kalian lakukan. Seperti halnya kesalahan sedikit saja dapat membuat nama pemimpin tercoreng dan menjadi gunjingan masyarakat. Pemimpin harus bisa melangkah dengan benar dalam mengambil keputusan ataupun tindakan. Pastinya sudah ada tujuan tertentu atau kriteria yang akan mereka terapkan sebagai pemimpin. Seperti halnya seorang presiden yang memiliki masa jabatan 5 tahun. Dalam waktu tersebut ia sudah memiliki rencana untuk melakukan apa sesuai tujuannya. Berbicara soal pemimpin, hal ini bisa terkait dalam bentuk apapun. Seperti halnya pemimpin dalam sebuah organisasi, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Kalian bisa menerapkannya sesuai apa yang sedang di jalankan masing-masing. Sebagai pemimpin, sangat penting untuk mempelajari banyak hal supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Meski begitu, masih banyak dari mereka yang masih ragu dan takut menjadi pemimpin. Mereka yang belum terbiasa atau baru terjun ke dunia kepemimpinan tentu merasakan hal yang mengejutkan. Bagaimana caranya memimpin anggotanya dengan baik tanpa harus melakukan kesalahan yang fatal. Pemimpin yang ragu dan tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan sulit untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri bilamana suatu saat menjadi pemimpin. Kalian bisa mempersiapkannya dengan cara melihat pemimpin yang sudah ada di era sebelumnya. Ada berbagai macam jenis kepemimpinan seperti yang terjadi pada era kepemimpinan Lewin. Ketahui terlebih dahulu lalu terapkan dengan baik. Apa Itu Gaya Kepemimpinan Lewin? Kepemimpinan Lewin adalah gaya kepemimpinan yang dapat di artikan sebagai karakteristik pemimpin yang di bawa seorang pemimpin dalam mengarahkan anggotanya. Gaya kepemimpinan yang satu ini merupakan studi kepemimpinan untuk menemukan tiga gaya kepemimpinan utama, yakni kepemimpinan otoriter, demokratis, dan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri untuk setiap kontrol kepemimpinan tersebut. Studi Lewin's Leadership Style bermula pada tahun 1939 saat sekelompok peneliti yang diketuai oleh seorang ilmuwan psikologis bernama Kurt Lewin. Ia mulai meneliti dan mengidentifikasi gaya kepemimpinan untuk pertama kalinya. Pada studi tersebut, Lewin menerapkan tiga gaya kepemimpinan utama yang menjadi pionir serta batu loncatan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap studi lanjutannya mengenai gaya kepemimpinan yang harus ia kembangkan. Lewin melibatkan anak sekolah untuk bergabung ke salah satu kelompok dengan kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Mereka mendapatkan tugas dalam sebuah proyek seni dan kerajinan singkat. Untuk kelompok peneliti mengamati perilaku anak dalam menanggapi gaya kepemimpinan yang berbeda. Hasil tersebut menemukan bahwa, kepemimpinan demokratis merupakan cara yang efektif dalam menginspirasi anggota. Pengamatan tersebut berhasil ia lakukan setelah menerapkan kepemimpinan yang dilakukan oleh anak-anak. Mereka menerapkan gaya sesuai kriteria masing-masing dan menurutnya gaya kepemimpinan demokratis yang paling efektif. Gaya kepemimpinan yang satu ini mampu menginspirasi anggotanya untuk memiliki kinerja yang baik. 3 Gaya Kepemimpinan Lewin yang Wajib Dicoba Lewin membagi menjadi tiga bagian jenis kepemimpinan yang telah ia terapkan. Masing-masing kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jenis kepemimpinan yang terbaik bisa kalian terapkan apabila suatu saat menjadi seorang pemimpin. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah untuk kalian terapkan. Berikut 3 jenis kepemimpinan Lewin: Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter merupakan jenis kepemimpinan yang memberikan tujuan jelas terkait apa yang harus pemimpin capai. Jenis kepemimpinan yang satu ini akan mengarahkan cara menyelesaikannya dengan cepat dan sigap. Seorang pemimpin otoriter memiliki kendali penuh terhadap apa yang ingin ia lakukan, khususnya terkait peraturan dan prosedur. Pemimpin otoriter biasanya tanpa melibatkan partisipasi anggotanya sama sekali. Hal ini sudah menjadi keputusan mutlak dari seorang pemimpin. Hasil penelitian Lewin mengungkapkan bahwa tingkat kreativitas anggota yang dipimpin kepemimpinan otoriter sangat rendah dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut karena terbiasa selalu mengikuti peraturan dari pemimpinnya. Selain itu, Studi Lewin terkait kepemimpinannya juga menyatakan bahwa jenis kepemimpinan yang satu ini sulit mengubah gayanya menjadi kepemimpinan yang partisipatif atau bahkan delegatif sekalipun. Sehingga akan kurang efektif bilamana kalian menerapkannya. Akan tetapi, kepemimpinan otoriter bisa kalian terapkan dalam dua kondisi. Seperti halnya ketika waktu pengambilan keputusan tim hanya sedikit dan saat kondisi di mana hanya pemimpin yang memiliki pengetahuan lebih banyak daripada anggota tim. Pendekatan otoriter ini bisa menjadi pendekatan yang sangat baik untuk segala situasi dalam menuntut keputusan cepat dan tindakan yang tegas. Akan tetapi, otoriter sering berdampak pada lingkungan tim yang menjadi disfungsional dan tidak bersahabat. Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan Lewin yang bisa kalian coba selanjutnya adalah demokratis. Kepemimpinan demokratis merupakan jenis kepemimpinan partisipatif yang dinilai paling efketif. Pemimpin tidak hanya sekedar mengarahkan, namun ia memberikan bimbingan dan ikut berpartisipasi dan membolehkan anggotanya untuk memberikan gagasan dan saran terbaik mereka. Dalam penelitian Lewin sudah terbukti dari anak-anak yang masuk kelompok kepemimpinan demokratis kurang produktif namun kontribusi mereka lebih kuat. Sehingga akan sangat efektif untuk kebersamaan antara pemimpin dengan anggotanya. Pemimpin demokratis mampu mendorong anggotanya untuk berpartisipasi. Anggotanya akan terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan dan lebih termotivasi untuk kreatif. Kepemimpinan yang satu ini mampu membantu menumbuhkan komitmen terhadap tujuan bersama dan membuat anggota merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari tim. Jenis kepemimpinan demokratis tidak akan merugikan anggotanya yang mengikuti pemimpin mereka. Pendapatnya akan selalui diterim dengan baik. Apabila cocok, maka pendapat tersebut akan pemimpin pakai, begitu juga sebaliknya. Pemimpin akan memberikan penjelasan terkait mengapa pendapat orang lain tidak ia gunakan. Seperti halnya kurang efektif dengan tujuan yang ingin ia capai. Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan Delegatif mungkin agak asing bagi kalian, namun jika kalian pernah merasa dipimpin oleh seseorang yang sering menyerahkan tanggung jawab kepada tim itulah yang namanya pemimpin delegatif. Mungkin ada beberapa pemimpin yang memiliki karakter seperti itu. Tanpa berpikir secara matang terlebih dahulu, tugasnya ia limpahkan kepada anggotanya. Dalam praktiknya, kepemimpinan ini disebut sebagai laissez faire yang hampir tidak pernah atau tidak sama sekali memberikan bimbingan dan arahan kepada anggotanya. Sehingga, anggota biasanya merasa pembagian peran yang tidak jelas dan kurangnya motivasi. Hal tersebut karena tidak ada yang memberikan arahan terkait apa yang harus kalian lakukan untuk mencapai tujuannya. Sehingga, anggotanya harus melakukannya sendiri tanpa mengandalkan pemimpin. Penelitian Lewin melibatkan anak-anak dalam kelompok untuk menerapkan jenis kepemimpinan yang satu ini. Delegatif dinilai menjadi kepemimpinan yang tidak produktif, lebih banyak menuntut kejelasan, sedikit kerjasama, dan tidak mampu bekerja secara mandiri. Jenis kepemimpinan yang satu ini cenderung menghasilkan kelompok yang tidak memiliki arah, sehingga anggota kelompok saling menyalahkan. Kepemimpinan delegatif bisa kalian terapkan dalam kondisi semua anggota memliki keahlian dan kualifikasi yang tinggi. Akan tetapi, hal itu berlaku apabila tanpa arahan dan bimbingan dari pemimpin. Tim anggota yang memiliki kualifikasi tinggi dapat mengatur dan menjalankan tugasnya sendiri. Dengan begitu, mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya. Cara Menerapkan Gaya Kepemimpinan Lewin yang Paling Efektif Lewin mengutarakan bahwa kepemimpinan demokratis menjadi solusi yang paling efektif. Dari ketiga jenis kepemimpinan yang ia terapkan, demokratis memiliki sistem kepemimpinan yang efektif baik untuk pemimpin ataupun anggotanya. Kedua belah pihak mendapatkan hak masing-masing dalam menjalankan sistem kepemimpinan demokratis. Meski begitu, kalian juga bisa memadukan antara kepemimpinan demokratis dengan delegatif dan otoriter. Seperti halnya jika dalam suatu organisasi pada akhirnya harus memutuskan pendapat, maka peran pemimpin otoriter sangatlah penting. Begitu juga dengan kepemimpinan delegatif yang dapat kalian terapkan secara langsung untuk membangun kerjasama yang baik. Berikut tips menerapkan kepemimpinan seperti Lewin: • Menjaga Komunikasi Tetap Terbuka Pastikan semua orang merasa nyaman dalam menyampaikan ide sepanjang waktu. Gaya kepemimpinan yang satu ini tumbuh ketik semua opsi langsung dan terang untuk di bahas oleh semua orang. Sehingga akan menemukan hasil yang tepat. • Fokus Pada Diskusi Langkah selanjutnya adalah fokus pada topik diskusi. Sulit untuk membuat diskusi yang tidak terstruktur menjadi produktif. Ini menjadi tugas yang cukup penting bagaimana menyeimbangkan ide tersebut sambil membahas alur yang kalian bahas. Bilamana sudah menyimpang, ingatkan ke semua anggota tentang fokus awalnya. Seringkali hal ini terjadi karena tidak adanya keseriusan yang tinggi. Kalian harus menerapkannya secara efektif dalam membahas diskusi yang kalian lakukan. • Komitmen Cara menerapkan kepemimpinan demokratis yang selanjutnya adalah komitmen. Kalian nantinya akan berhadapan dengan banyak kemungkinan dan saran yang sulit terwujud. Kalian harus memilih mana yang paling benar dan logis, pilih sesuai keyakinan. Maka dari itu, komitmen sangat penting untuk mencapai hasil keputusan yang tepat dalam suatu kepemimpinan. • Hormati Ide Orang Lain Setiap orang berhak memberikan ide tersendiri untuk mewujudkan apa yang sedang kalian bahas. Ide tersebut bisa kalian ambil atau tidak bukan menjadi masalah. Sebagai pemimpin harus memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap anggotanya. Seringkali ada anggota yang kesal akibat tidak mendapatkan penghormatan dari pemimpin, bahkan ada yang tidak menganggap sama sekali. • Jangan Minta Maaf Jangan meminta maaf karena memutuskan sesuatu yang sudah kalian perhatikan dengan baik. Kalian harus memberikan pengeritan untuk pihak yang idenya tidak lolos. Namun pada akhirnya ada alasan kuat untuk memilih solusi yang berbeda. Pastikan kalian menerapkannya dengan baik dan benar terkait jenis kepemimpinan yang satu ini. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin tidak semudah yang kalian bayangkan. Ada beberapa hal yang harus kalian miliki jika ingin menjadi seorang pemimpin. Kesimpulan Gaya kepemimpinan Lewin terbagi menjadi tiga jenis, yakni kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri terkait kepemimpinan yang bisa kalian terapkan. Dengan menjadikannya satu, ketiga jenis kepemimpinan tersebut mampu meraih hasil yang maksimal. Sebagai pemimpin, kalian juga harus siap dalam segala situasi karena ada beberapa pihak yang mungkin tidak menyukainya. Berusaha semaksimal mungkin agar menjadi pemimpin yang benar-benar layak dan mendapat kepercayaan tinggi dari anggotanya.

Berikut 3 jenis kepemimpinan Lewin:

Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter merupakan jenis kepemimpinan yang memberikan tujuan jelas terkait apa yang harus pemimpin capai. Jenis kepemimpinan yang satu ini akan mengarahkan cara menyelesaikannya dengan cepat dan sigap. Seorang pemimpin otoriter memiliki kendali penuh terhadap apa yang ingin ia lakukan, khususnya terkait peraturan dan prosedur.

Pemimpin otoriter biasanya tanpa melibatkan partisipasi anggotanya sama sekali. Hal ini sudah menjadi keputusan mutlak dari seorang pemimpin. Hasil penelitian Lewin mengungkapkan bahwa tingkat kreativitas anggota yang dipimpin kepemimpinan otoriter sangat rendah dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut karena terbiasa selalu mengikuti peraturan dari pemimpinnya.

Selain itu, Studi Lewin terkait kepemimpinannya juga menyatakan bahwa jenis kepemimpinan yang satu ini sulit mengubah gayanya menjadi kepemimpinan yang partisipatif atau bahkan delegatif sekalipun. Sehingga akan kurang efektif bilamana kalian menerapkannya.

Akan tetapi, kepemimpinan otoriter bisa kalian terapkan dalam dua kondisi. Seperti halnya ketika waktu pengambilan keputusan tim hanya sedikit dan saat kondisi di mana hanya pemimpin yang memiliki pengetahuan lebih banyak daripada anggota tim. Pendekatan otoriter ini bisa menjadi pendekatan yang sangat baik untuk segala situasi dalam menuntut keputusan cepat dan tindakan yang tegas. Akan tetapi, otoriter sering berdampak pada lingkungan tim yang menjadi disfungsional dan tidak bersahabat.

Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan Lewin yang bisa kalian coba selanjutnya adalah demokratis. Kepemimpinan demokratis merupakan jenis kepemimpinan partisipatif yang dinilai paling efketif. Pemimpin tidak hanya sekedar mengarahkan, namun ia memberikan bimbingan dan ikut berpartisipasi dan membolehkan anggotanya untuk memberikan gagasan dan saran terbaik mereka.

Dalam penelitian Lewin sudah terbukti dari anak-anak yang masuk kelompok kepemimpinan demokratis kurang produktif namun kontribusi mereka lebih kuat. Sehingga akan sangat efektif untuk kebersamaan antara pemimpin dengan anggotanya.

Pemimpin demokratis mampu mendorong anggotanya untuk berpartisipasi. Anggotanya akan terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan dan lebih termotivasi untuk kreatif. Kepemimpinan yang satu ini mampu membantu menumbuhkan komitmen terhadap tujuan bersama dan membuat anggota merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari tim.

Jenis kepemimpinan demokratis tidak akan merugikan anggotanya yang mengikuti pemimpin mereka. Pendapatnya akan selalui diterim dengan baik. Apabila cocok, maka pendapat tersebut akan pemimpin pakai, begitu juga sebaliknya. Pemimpin akan memberikan penjelasan terkait mengapa pendapat orang lain tidak ia gunakan. Seperti halnya kurang efektif dengan tujuan yang ingin ia capai.

Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan Delegatif mungkin agak asing bagi kalian, namun jika kalian pernah merasa dipimpin oleh seseorang yang sering menyerahkan tanggung jawab kepada tim itulah yang namanya pemimpin delegatif. Mungkin ada beberapa pemimpin yang memiliki karakter seperti itu. Tanpa berpikir secara matang terlebih dahulu, tugasnya ia limpahkan kepada anggotanya.

Dalam praktiknya, kepemimpinan ini disebut sebagai laissez faire yang hampir tidak pernah atau tidak sama sekali memberikan bimbingan dan arahan kepada anggotanya. Sehingga, anggota biasanya merasa pembagian peran yang tidak jelas dan kurangnya motivasi. Hal tersebut karena tidak ada yang memberikan arahan terkait apa yang harus kalian lakukan untuk mencapai tujuannya. Sehingga, anggotanya harus melakukannya sendiri tanpa mengandalkan pemimpin.

Penelitian Lewin melibatkan anak-anak dalam kelompok untuk menerapkan jenis kepemimpinan yang satu ini. Delegatif dinilai menjadi kepemimpinan yang tidak produktif, lebih banyak menuntut kejelasan, sedikit kerjasama, dan tidak mampu bekerja secara mandiri. Jenis kepemimpinan yang satu ini cenderung menghasilkan kelompok yang tidak memiliki arah, sehingga anggota kelompok saling menyalahkan.

Kepemimpinan delegatif bisa kalian terapkan dalam kondisi semua anggota memliki keahlian dan kualifikasi yang tinggi. Akan tetapi, hal itu berlaku apabila tanpa arahan dan bimbingan dari pemimpin. Tim anggota yang memiliki kualifikasi tinggi dapat mengatur dan menjalankan tugasnya sendiri. Dengan begitu, mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya.

Cara Menerapkan Gaya Kepemimpinan Lewin yang Paling Efektif

Lewin mengutarakan bahwa kepemimpinan demokratis menjadi solusi yang paling efektif. Dari ketiga jenis kepemimpinan yang ia terapkan, demokratis memiliki sistem kepemimpinan yang efektif baik untuk pemimpin ataupun anggotanya. Kedua belah pihak mendapatkan hak masing-masing dalam menjalankan sistem kepemimpinan demokratis.

CARAMENJADI.COM - Menjadi pemimpin bukan suatu hal yang mudah karena ada banyak sekali ketentuan yang harus kalian hadapi. Pemimpin akan menanggung resiko besar bilamana sesuatu terjadi terhadap apa yang kalian lakukan. Seperti halnya kesalahan sedikit saja dapat membuat nama pemimpin tercoreng dan menjadi gunjingan masyarakat. Pemimpin harus bisa melangkah dengan benar dalam mengambil keputusan ataupun tindakan. Pastinya sudah ada tujuan tertentu atau kriteria yang akan mereka terapkan sebagai pemimpin. Seperti halnya seorang presiden yang memiliki masa jabatan 5 tahun. Dalam waktu tersebut ia sudah memiliki rencana untuk melakukan apa sesuai tujuannya. Berbicara soal pemimpin, hal ini bisa terkait dalam bentuk apapun. Seperti halnya pemimpin dalam sebuah organisasi, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Kalian bisa menerapkannya sesuai apa yang sedang di jalankan masing-masing. Sebagai pemimpin, sangat penting untuk mempelajari banyak hal supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Meski begitu, masih banyak dari mereka yang masih ragu dan takut menjadi pemimpin. Mereka yang belum terbiasa atau baru terjun ke dunia kepemimpinan tentu merasakan hal yang mengejutkan. Bagaimana caranya memimpin anggotanya dengan baik tanpa harus melakukan kesalahan yang fatal. Pemimpin yang ragu dan tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan sulit untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri bilamana suatu saat menjadi pemimpin. Kalian bisa mempersiapkannya dengan cara melihat pemimpin yang sudah ada di era sebelumnya. Ada berbagai macam jenis kepemimpinan seperti yang terjadi pada era kepemimpinan Lewin. Ketahui terlebih dahulu lalu terapkan dengan baik. Apa Itu Gaya Kepemimpinan Lewin? Kepemimpinan Lewin adalah gaya kepemimpinan yang dapat di artikan sebagai karakteristik pemimpin yang di bawa seorang pemimpin dalam mengarahkan anggotanya. Gaya kepemimpinan yang satu ini merupakan studi kepemimpinan untuk menemukan tiga gaya kepemimpinan utama, yakni kepemimpinan otoriter, demokratis, dan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri untuk setiap kontrol kepemimpinan tersebut. Studi Lewin's Leadership Style bermula pada tahun 1939 saat sekelompok peneliti yang diketuai oleh seorang ilmuwan psikologis bernama Kurt Lewin. Ia mulai meneliti dan mengidentifikasi gaya kepemimpinan untuk pertama kalinya. Pada studi tersebut, Lewin menerapkan tiga gaya kepemimpinan utama yang menjadi pionir serta batu loncatan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap studi lanjutannya mengenai gaya kepemimpinan yang harus ia kembangkan. Lewin melibatkan anak sekolah untuk bergabung ke salah satu kelompok dengan kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Mereka mendapatkan tugas dalam sebuah proyek seni dan kerajinan singkat. Untuk kelompok peneliti mengamati perilaku anak dalam menanggapi gaya kepemimpinan yang berbeda. Hasil tersebut menemukan bahwa, kepemimpinan demokratis merupakan cara yang efektif dalam menginspirasi anggota. Pengamatan tersebut berhasil ia lakukan setelah menerapkan kepemimpinan yang dilakukan oleh anak-anak. Mereka menerapkan gaya sesuai kriteria masing-masing dan menurutnya gaya kepemimpinan demokratis yang paling efektif. Gaya kepemimpinan yang satu ini mampu menginspirasi anggotanya untuk memiliki kinerja yang baik. 3 Gaya Kepemimpinan Lewin yang Wajib Dicoba Lewin membagi menjadi tiga bagian jenis kepemimpinan yang telah ia terapkan. Masing-masing kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jenis kepemimpinan yang terbaik bisa kalian terapkan apabila suatu saat menjadi seorang pemimpin. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah untuk kalian terapkan. Berikut 3 jenis kepemimpinan Lewin: Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter merupakan jenis kepemimpinan yang memberikan tujuan jelas terkait apa yang harus pemimpin capai. Jenis kepemimpinan yang satu ini akan mengarahkan cara menyelesaikannya dengan cepat dan sigap. Seorang pemimpin otoriter memiliki kendali penuh terhadap apa yang ingin ia lakukan, khususnya terkait peraturan dan prosedur. Pemimpin otoriter biasanya tanpa melibatkan partisipasi anggotanya sama sekali. Hal ini sudah menjadi keputusan mutlak dari seorang pemimpin. Hasil penelitian Lewin mengungkapkan bahwa tingkat kreativitas anggota yang dipimpin kepemimpinan otoriter sangat rendah dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut karena terbiasa selalu mengikuti peraturan dari pemimpinnya. Selain itu, Studi Lewin terkait kepemimpinannya juga menyatakan bahwa jenis kepemimpinan yang satu ini sulit mengubah gayanya menjadi kepemimpinan yang partisipatif atau bahkan delegatif sekalipun. Sehingga akan kurang efektif bilamana kalian menerapkannya. Akan tetapi, kepemimpinan otoriter bisa kalian terapkan dalam dua kondisi. Seperti halnya ketika waktu pengambilan keputusan tim hanya sedikit dan saat kondisi di mana hanya pemimpin yang memiliki pengetahuan lebih banyak daripada anggota tim. Pendekatan otoriter ini bisa menjadi pendekatan yang sangat baik untuk segala situasi dalam menuntut keputusan cepat dan tindakan yang tegas. Akan tetapi, otoriter sering berdampak pada lingkungan tim yang menjadi disfungsional dan tidak bersahabat. Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan Lewin yang bisa kalian coba selanjutnya adalah demokratis. Kepemimpinan demokratis merupakan jenis kepemimpinan partisipatif yang dinilai paling efketif. Pemimpin tidak hanya sekedar mengarahkan, namun ia memberikan bimbingan dan ikut berpartisipasi dan membolehkan anggotanya untuk memberikan gagasan dan saran terbaik mereka. Dalam penelitian Lewin sudah terbukti dari anak-anak yang masuk kelompok kepemimpinan demokratis kurang produktif namun kontribusi mereka lebih kuat. Sehingga akan sangat efektif untuk kebersamaan antara pemimpin dengan anggotanya. Pemimpin demokratis mampu mendorong anggotanya untuk berpartisipasi. Anggotanya akan terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan dan lebih termotivasi untuk kreatif. Kepemimpinan yang satu ini mampu membantu menumbuhkan komitmen terhadap tujuan bersama dan membuat anggota merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari tim. Jenis kepemimpinan demokratis tidak akan merugikan anggotanya yang mengikuti pemimpin mereka. Pendapatnya akan selalui diterim dengan baik. Apabila cocok, maka pendapat tersebut akan pemimpin pakai, begitu juga sebaliknya. Pemimpin akan memberikan penjelasan terkait mengapa pendapat orang lain tidak ia gunakan. Seperti halnya kurang efektif dengan tujuan yang ingin ia capai. Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan Delegatif mungkin agak asing bagi kalian, namun jika kalian pernah merasa dipimpin oleh seseorang yang sering menyerahkan tanggung jawab kepada tim itulah yang namanya pemimpin delegatif. Mungkin ada beberapa pemimpin yang memiliki karakter seperti itu. Tanpa berpikir secara matang terlebih dahulu, tugasnya ia limpahkan kepada anggotanya. Dalam praktiknya, kepemimpinan ini disebut sebagai laissez faire yang hampir tidak pernah atau tidak sama sekali memberikan bimbingan dan arahan kepada anggotanya. Sehingga, anggota biasanya merasa pembagian peran yang tidak jelas dan kurangnya motivasi. Hal tersebut karena tidak ada yang memberikan arahan terkait apa yang harus kalian lakukan untuk mencapai tujuannya. Sehingga, anggotanya harus melakukannya sendiri tanpa mengandalkan pemimpin. Penelitian Lewin melibatkan anak-anak dalam kelompok untuk menerapkan jenis kepemimpinan yang satu ini. Delegatif dinilai menjadi kepemimpinan yang tidak produktif, lebih banyak menuntut kejelasan, sedikit kerjasama, dan tidak mampu bekerja secara mandiri. Jenis kepemimpinan yang satu ini cenderung menghasilkan kelompok yang tidak memiliki arah, sehingga anggota kelompok saling menyalahkan. Kepemimpinan delegatif bisa kalian terapkan dalam kondisi semua anggota memliki keahlian dan kualifikasi yang tinggi. Akan tetapi, hal itu berlaku apabila tanpa arahan dan bimbingan dari pemimpin. Tim anggota yang memiliki kualifikasi tinggi dapat mengatur dan menjalankan tugasnya sendiri. Dengan begitu, mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya. Cara Menerapkan Gaya Kepemimpinan Lewin yang Paling Efektif Lewin mengutarakan bahwa kepemimpinan demokratis menjadi solusi yang paling efektif. Dari ketiga jenis kepemimpinan yang ia terapkan, demokratis memiliki sistem kepemimpinan yang efektif baik untuk pemimpin ataupun anggotanya. Kedua belah pihak mendapatkan hak masing-masing dalam menjalankan sistem kepemimpinan demokratis. Meski begitu, kalian juga bisa memadukan antara kepemimpinan demokratis dengan delegatif dan otoriter. Seperti halnya jika dalam suatu organisasi pada akhirnya harus memutuskan pendapat, maka peran pemimpin otoriter sangatlah penting. Begitu juga dengan kepemimpinan delegatif yang dapat kalian terapkan secara langsung untuk membangun kerjasama yang baik. Berikut tips menerapkan kepemimpinan seperti Lewin: • Menjaga Komunikasi Tetap Terbuka Pastikan semua orang merasa nyaman dalam menyampaikan ide sepanjang waktu. Gaya kepemimpinan yang satu ini tumbuh ketik semua opsi langsung dan terang untuk di bahas oleh semua orang. Sehingga akan menemukan hasil yang tepat. • Fokus Pada Diskusi Langkah selanjutnya adalah fokus pada topik diskusi. Sulit untuk membuat diskusi yang tidak terstruktur menjadi produktif. Ini menjadi tugas yang cukup penting bagaimana menyeimbangkan ide tersebut sambil membahas alur yang kalian bahas. Bilamana sudah menyimpang, ingatkan ke semua anggota tentang fokus awalnya. Seringkali hal ini terjadi karena tidak adanya keseriusan yang tinggi. Kalian harus menerapkannya secara efektif dalam membahas diskusi yang kalian lakukan. • Komitmen Cara menerapkan kepemimpinan demokratis yang selanjutnya adalah komitmen. Kalian nantinya akan berhadapan dengan banyak kemungkinan dan saran yang sulit terwujud. Kalian harus memilih mana yang paling benar dan logis, pilih sesuai keyakinan. Maka dari itu, komitmen sangat penting untuk mencapai hasil keputusan yang tepat dalam suatu kepemimpinan. • Hormati Ide Orang Lain Setiap orang berhak memberikan ide tersendiri untuk mewujudkan apa yang sedang kalian bahas. Ide tersebut bisa kalian ambil atau tidak bukan menjadi masalah. Sebagai pemimpin harus memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap anggotanya. Seringkali ada anggota yang kesal akibat tidak mendapatkan penghormatan dari pemimpin, bahkan ada yang tidak menganggap sama sekali. • Jangan Minta Maaf Jangan meminta maaf karena memutuskan sesuatu yang sudah kalian perhatikan dengan baik. Kalian harus memberikan pengeritan untuk pihak yang idenya tidak lolos. Namun pada akhirnya ada alasan kuat untuk memilih solusi yang berbeda. Pastikan kalian menerapkannya dengan baik dan benar terkait jenis kepemimpinan yang satu ini. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin tidak semudah yang kalian bayangkan. Ada beberapa hal yang harus kalian miliki jika ingin menjadi seorang pemimpin. Kesimpulan Gaya kepemimpinan Lewin terbagi menjadi tiga jenis, yakni kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri terkait kepemimpinan yang bisa kalian terapkan. Dengan menjadikannya satu, ketiga jenis kepemimpinan tersebut mampu meraih hasil yang maksimal. Sebagai pemimpin, kalian juga harus siap dalam segala situasi karena ada beberapa pihak yang mungkin tidak menyukainya. Berusaha semaksimal mungkin agar menjadi pemimpin yang benar-benar layak dan mendapat kepercayaan tinggi dari anggotanya.

Meski begitu, kalian juga bisa memadukan antara kepemimpinan demokratis dengan delegatif dan otoriter. Seperti halnya jika dalam suatu organisasi pada akhirnya harus memutuskan pendapat, maka peran pemimpin otoriter sangatlah penting. Begitu juga dengan kepemimpinan delegatif yang dapat kalian terapkan secara langsung untuk membangun kerjasama yang baik.

Berikut tips menerapkan kepemimpinan seperti Lewin:

  • Menjaga Komunikasi Tetap Terbuka

Pastikan semua orang merasa nyaman dalam menyampaikan ide sepanjang waktu. Gaya kepemimpinan yang satu ini tumbuh ketik semua opsi langsung dan terang untuk di bahas oleh semua orang. Sehingga akan menemukan hasil yang tepat.

  • Fokus Pada Diskusi

Langkah selanjutnya adalah fokus pada topik diskusi. Sulit untuk membuat diskusi yang tidak terstruktur menjadi produktif. Ini menjadi tugas yang cukup penting bagaimana menyeimbangkan ide tersebut sambil membahas alur yang kalian bahas.

Bilamana sudah menyimpang, ingatkan ke semua anggota tentang fokus awalnya. Seringkali hal ini terjadi karena tidak adanya keseriusan yang tinggi. Kalian harus menerapkannya secara efektif dalam membahas diskusi yang kalian lakukan.

  • Komitmen

Cara menerapkan kepemimpinan demokratis yang selanjutnya adalah komitmen. Kalian nantinya akan berhadapan dengan banyak kemungkinan dan saran yang sulit terwujud. Kalian harus memilih mana yang paling benar dan logis, pilih sesuai keyakinan. Maka dari itu, komitmen sangat penting untuk mencapai hasil keputusan yang tepat dalam suatu kepemimpinan.

  • Hormati Ide Orang Lain

Setiap orang berhak memberikan ide tersendiri untuk mewujudkan apa yang sedang kalian bahas. Ide tersebut bisa kalian ambil atau tidak bukan menjadi masalah. Sebagai pemimpin harus memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap anggotanya. Seringkali ada anggota yang kesal akibat tidak mendapatkan penghormatan dari pemimpin, bahkan ada yang tidak menganggap sama sekali.

  • Jangan Minta Maaf

Jangan meminta maaf karena memutuskan sesuatu yang sudah kalian perhatikan dengan baik. Kalian harus memberikan pengeritan untuk pihak yang idenya tidak lolos. Namun pada akhirnya ada alasan kuat untuk memilih solusi yang berbeda.

Pastikan kalian menerapkannya dengan baik dan benar terkait jenis kepemimpinan yang satu ini. Seperti yang kalian ketahui, menjadi pemimpin tidak semudah yang kalian bayangkan. Ada beberapa hal yang harus kalian miliki jika ingin menjadi seorang pemimpin.

Kesimpulan

Gaya kepemimpinan Lewin terbagi menjadi tiga jenis, yakni kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri terkait kepemimpinan yang bisa kalian terapkan.

Dengan menjadikannya satu, ketiga jenis kepemimpinan tersebut mampu meraih hasil yang maksimal. Sebagai pemimpin, kalian juga harus siap dalam segala situasi karena ada beberapa pihak yang mungkin tidak menyukainya. Berusaha semaksimal mungkin agar menjadi pemimpin yang benar-benar layak dan mendapat kepercayaan tinggi dari anggotanya.