Usaha tani jahe memiliki daya tarik tersendiri, mengingat kebutuhan rempah yang satu ini cukup tinggi di Indonesia.
Jahe seringkali digunakan untuk tambahan bumbu masakan, atau dibuat minuman herbal yang menyehatkan.
Anda dapat memulai usha tani jahe dengan modal yang relatif kecil. Apalagi jika sebelumnya sudah memiliki lahan yang sering ditanami.
Namun sebelum itu, ketahui terlebih dahulu jenis-jenis jahe yang sering ditanam dan laku di pasaran.
Jenis-Jenis Jahe yang Sering Digunakan
Ada beberapa jenis jahe yang sering digunakan dan ditanam karena berbagai manfaat yang terkandung di dalamnya.
1. Jahe Emprit
Jahe emprit adalah salah satu jenis jahe yang paling umum ditemukan.
Ukurannya relatif kecil dibandingkan jenis jahe lainnya, dengan rimpang yang pendek dan gemuk.
Kulit luarnya berwarna kuning cerah dan daging dalamnya berwarna putih kekuningan.
Jahe emprit memiliki aroma yang sangat khas dan rasa pedas yang cukup kuat.
2. Jahe Gajah
Ciri khas dari jahe gajak ini adalah memiliki ukuran rimpang paling besar di antara jenis jahe lainnya.
Rimpangnya bisa mencapai panjang 30 cm atau lebih, dengan diameter hingga 10 cm.
Berbeda dengan jahe emprit, jahe gajah ini memiliki kulit luar berwarna kuning kecoklatan dan daging dalamnya berwarna kuning pucat.
Untuk aromanya sendiri lebih lembut dan memiliki rasa pedas yang tidak terlalu kuat dibandingkan jahe emprit.
3. Jahe Merah
Jahe merah adalah jenis jahe yang memiliki warna rimpang yang berbeda dari jenis jahe lainnya.
Di bagian kulit luarnya berwarna merah kecoklatan dan daging dalamnya berwarna merah muda.
Jahe merah dipercaya memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan jenis jahe lainnya.
Analisa Usaha Tani Jahe
Untuk Anda yang ingin menjalankan usaha tani jahe, perhatikan analisa usahanya di bawah ini untuk menambah referensi Anda.
Modal Awal
No. | Uraian Biaya | Satuan | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total Biaya (Rp) |
---|---|---|---|---|---|
1 | Bibit jahe | kg | 2.000 | 10.000 | 20.000.000 |
2 | Pengolahan lahan | Paket | 1 | 5.000.000 | 5.000.000 |
3 | Pembuatan bedengan | Paket | 1 | 3.000.000 | 3.000.000 |
4 | Alat-alat pertanian | Set | 1 | 2.000.000 | 2.000.000 |
5 | Pupuk organik | kg | 5.000 | 1.000 | 5.000.000 |
6 | Pupuk kimia | kg | 3.000 | 1.000 | 3.000.000 |
7 | Biaya lain-lain | Paket | 1 | 2.000.000 | 2.000.000 |
Total Modal Awal | 40.000.000 |
Modal Operasional
No. | Uraian Biaya | Satuan | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Total Biaya (Rp) |
---|---|---|---|---|---|
8 | Pupuk organik | kg | 5.000 | 1.000 | 5.000.000 |
9 | Pupuk kimia | kg | 3.000 | 1.000 | 3.000.000 |
10 | Pestisida organik | Liter | 100 | 10.000 | 1.000.000 |
11 | Tenaga kerja | Orang | 2 (asumsi) | 1.500.000/bulan | 36.000.000 |
12 | Transportasi | Trip | 12 (asumsi) | 200.000/trip | 2.400.000 |
13 | Biaya lain-lain | Paket | 1 | 1.000.000 | 1.000.000 |
Total Modal Operasional | 48.400.000 |
Estimasi Pendapatan
Produksi | Harga Jual | Total Pendapatan |
---|---|---|
20.000 kg | Rp 20.000/kg | Rp 400.000.000 |
Estimasi Keuntungan
Deskripsi | Jumlah |
---|---|
Total Pendapatan | Rp 400.000.000 |
Total Biaya | Rp 88.400.000 |
Keuntungan | Rp 311.600.000 |
Perhitungan di atas bisa Anda jadikan referensi agar nantinya bisa memperhitungkan modal yang dibutuhkan.
Anda bisa mencoba dari lahan yang kecil terlebih dahulu, baru kemudian kedepannya bisa menambah lahan agar keuntungannya lebih besar.
Kesimpulan
Demikian pembahasan mengenai analisa usaha tanam jahe yang bisa dijadikan referensi. Cocok untuk Anda yang ingin memulai usaha tani namun tidak memiliki keahlian yang mendalam.
Anda bisa belajar dari berbagai media seperti artikel, video YouTube ataupun mengikuti pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan lebih.