Cara Menghitung Modal Usaha Tanaman Hidroponik

Saat ini banyak orang yang tertarik untuk membuka usaha tanaman hidroponik.

Namun mereka seringkali bingung dalam menghitung modal awal dan operasional yang dibutuhkan untuk usaha ini.

Dalam membuka usaha, memang penting untuk menghitung modal karena bisa menjadi patokan dalam mengetahui keuntungannya.

Melalui artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menghitung modal usaha tanaman hidropinik secara rinci.

Yuk kita bahas selengkapnya!

Apakah Usaha Hidroponik Menguntungkan?

Khawatir usaha hidropinik yang ingin Anda jalankan tidak bisa menghasilkan keuntungan?

Perlu Anda ketahui bahwa tanaman hidroponik saat ini banyak dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya yang ingin hidup sehat.

Masyarakat semakin sadar akan pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan segar, dan hidroponik menawarkan solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tanaman hidroponik ditanam tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia, sehingga lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Selain itu, hasil panen hidroponik umumnya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dengan metode pada umumnya.

Usaha hidropinik juga tidak membutuhkan modal yang besar, bahkan untuk lahannya sendiri bisa memanfaatkan ruang-ruang yang ada di sekitar rumah Anda.

Cara Menghitung Modal Usaha Tanaman Hidroponik

Untuk menghitung modal usaha tanaman hidroponik bisa dilakukan dengan tahapan seperti berikut ini.

  1. Tentukan jenis tanaman terlebih dahulu
  2. Hitung biaya infrastruktur
  3. Hitung biaya benih dan nutrisi
  4. Hitung biaya operasional dan biaya lainnya.

Sebagai gambaran, kami akan memberikan contoh perhitungan modal usaha tanaman hidropinik yang bisa menjadi referensi bagi Anda.

Biaya Infrastruktur:

  • Wadah tanam (pot 10 liter): Rp 50.000 x 10 = Rp 500.000
  • Netpot: Rp 5.000 x 100 = Rp 500.000
  • Media tanam (cocopeat): Rp 100.000
  • Pompa air: Rp 200.000
  • Timer: Rp 50.000
  • Bak penampung: Rp 100.000
  • Selang: Rp 50.000

Total Biaya Infrastruktur: Rp 1.050.000

Biaya Operasional (perkiraan bulanan):

  • Air: Rp 50.000
  • Listrik: Rp 30.000
  • Pupuk tambahan: Rp 20.000
  • Pestisida organik: Rp 10.000

Total Biaya Operasional (per bulan): Rp 110.000

Biaya Lain-lain:

  • Biaya transportasi (estimasi): Rp 50.000 per bulan
  • Biaya pengemasan (plastik & label): Rp 10.000 per bulan
  • Biaya pemasaran (online): Rp 50.000 per bulan (dapat disesuaikan)

Total Biaya Lain-lain (per bulan): Rp 110.000

Perhitungan Periode

Misalkan perkiraan periode budidaya selada hidroponik adalah 45 hari (dari semai hingga panen). Hitung biaya operasional untuk periode tersebut:

Biaya Operasional (per bulan) x Jumlah Bulan = Rp 110.000 x (45 hari / 30 hari/bulan) = Rp 165.000

Total Modal Awal

Jumlahkan semua biaya yang telah dihitung:

Total Biaya Infrastruktur + Biaya Benih dan Nutrisi + Biaya Operasional (periode) + Biaya Lain-lain (per bulan)

Total Modal Awal = Rp 1.050.000 + Rp 120.000 + Rp 165.000 + Rp 110.000

Total Modal Awal = Rp 1.445.000

Besaran modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha tanaman hidropinik ini tentu berbeda-beda.

Semakin besar skala usaha yang ingin Anda bangun, tentu membutuhkan modal yang lebih besar pula.

Namun Anda juga tetap bisa menjalankan usaha tanaman hidropinik meskipun dengan modal yang minim.

Kesimpulan

Usaha tanaman hidroponik sebenarnya mudah untuk dijalankan asalkan Anda sudah memiliki basic-nya terlebih dahulu.

Jika belum, Anda bisa sembari belajar melalui video-video di YouTube atau kanal lain.

Meski sering dianggap sepele, usaha tanaman hidroponik ini tetap bisa menghasilkan keuntungan yang besar.

Apalagi jika Anda bisa memproduksi panen yang berkualitas, dan memiliki pelanggan tetap agar lebih mudah dalam proses penjualan.