Caramenjadi.com – Jika anda ingin menjalankan usaha rongsokan, maka anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja resiko usaha rongsokan. Usaha menjual barang rongsok termasuk ke dalam salah satu usaha jarang terpikirkan untuk dilakukan oleh masyarakat.
Ada beberapa alasan kuat yang menyebabkan masyarakat kurang berminat dalam melakukan usaha ini, seperti jenis usaha yang terkesan tidak menarik, lingkungan usaha yang kotor, dan kondisi barang jualan yang menjijikan.
Meskipun begitu, sebagian dari masyarakat tetap ada kok yang melakukan usaha jenis ini dan bahkan bisa hidup berkecukupan dari hasil menjual barang rongsok.
Meskipun barang rongsokan kini tak lagi identik dengan barang-barang yang kotor atau sampah, yang namanya usaha sudah pasti memiliki resikonya tersendiri, termasuk dalam usaha menjual barang rongsokan. Nah kira-kira apa saja ya resiko yang harus dihadapi oleh para pengusaha atau pengepul barang rongsokan ini?
Resiko Usaha Rongsokan

Tidak Memiliki Pelanggan Yang Tetap
Resiko pertama yang harus dihadapi oleh para penjual barang rongsok adalah tidak adanya pelanggan yang tetap. Hal ini sangat wajar terutama pada pengusaha yang baru memulai usaha jual barang rongsok mereka.
Dari segi pemulung yang bertugas mengumpulkan barang rongsok untuk disetor, mereka biasanya menginginkan harga yang lebih tinggi dari para pengepul untuk barang rongsok yang telah mereka kumpulkan.
Sehingga satu-satunya cara untuk mengatasi sepinya setoran barang rongsok adalah dengan menaikkan harga beli barang rongsok yang dikumpulkan.
Baca juga Resiko Usaha Rental Mobil
Sedangkan dari segi pembeli justru sebaliknya, mereka menginginkan harga yang lebih murah dari para pengepul untuk barang-barang rongsok tersebut dan biasanya pembeli tersebut membeli barang rongsok dalam jumlah yang besar. Pilihan terbaik dalam menghadapi hal ini tentu adalah dengan menurunkan harga jual barang rongsok tersebut.
Pekerja Yang Tidak Teratur
Resiko usaha rongsokan yang selanjutnya adalah para pekerya yang kadang tidak teratur. Selain pelanggan yang tidak tetap, usaha jual barang rongsok juga memiliki resiko tidak memiliki pekerja yang tidak teratur apalagi jika pengusaha rongsok tersebut tidak memiliki karyawan tetap alias benar-benar mengandalkan sembarang pemulung yang menyetor barang pungut mereka sebagai sumber stok barang rongsok.
Selain para pemulung ini biasanya mengambil barang-barang yang memiliki harga jual tinggi, mereka juga tidak langsung menjual dan menyetor barang-barang rongsok tersebut dalam jumlah yang banyak sekaligus tetapi sedikit demi sedikit sehingga mereka mendapat lebih banyak untung.
Kalau hanya satu dua pemulung yang melakukan hal ini sepertinya tidak akan menjadi masalah besar, namun bagaimana jika semua pemulung yang menyetor kepada anda melakukan hal ini? Tentu anda akan berakhir buntung ketimbang untung.
Tidak Mengenal Musim
Kalau ini bisa dikategorikan sebagai resiko dan juga peluang. Usaha jual barang rongsok merupakan usaha yang tidak ada musimnya dan cenderung jarang bangkrut. Apabila sedang ramai pelanggan, perputaran omset usaha rongsokan bisa mencapai dua kali seminggu atau bahkan lebih.
Baca juga Resiko Usaha Salon Kecantikan
Tapi kembali lagi, apabila sedang sepi pelanggan rasanya akan cukup susah untuk bisa mendapat untung dari menjual rongsokan.
Kerap Mendapat Cap Buruk
Seperti sudah dituliskan di bagian pembuka, usaha rongsok memang sering mendapat cap atau stigma yang buruk dari masyarakat. Walaupun sudah cukup banyak pengusaha yang sukses berkat menjual barang-barang rongsok, tetap saja ada yang menyepelekan usaha ini karena environment usahanya yang dianggap “kurang layak” sebab menggunakan barang-barang bekas dan bahkan sampah sebagai barang jualan.
Bagaimana memulai usaha rongsokan

Metode yang saya sebutkan dalam artikel ini bukanlah suatu keharusan yang wajib anda lakukan. Tetapi dapat digunakan sebagai referensi karena setiap orang memiliki situasi dan keadaan yang berbeda.
Inilah cara memulai bisnis rongsokan untuk pemula:
1. Persiapan penampungan
Cara memulai usaha rongsokan yang pertama adalah harus mempersiapkan tempat penampungan terlebih dahulu. Menjalankan bisnis rongsokan berarti Anda harus memiliki tempat penampungan sementara. Di sinilah sampah disimpan sebelum pembeli mentransfernya.
Baca juga Resiko Usaha Susu Kedelai
Tempat penampungan semacam itu harus mudah diakses oleh mitra dagang, termasuk kendaraan untuk mengangkut barang-barang tersebut.
Jika kapasitas kerja Anda sudah besar, maka Anda perlu menyiapkan lebih banyak ruang untuk berteduh.
2. Mencari mentor / pembimbing dalam menjalankan usaha rongsokan
Cara memulai usaha rongsokan yang kedua adalah anda perlu mencari mentor atau pembimbing dalam menjalankan usaha ini. Langkah ini sangat penting, terutama bagi mereka yang baru memulai dan masih buta tentang bisnis besi tua.
Anda harus memiliki mentor, seseorang yang mengerti pekerjaan. Akan lebih baik jika guru Anda juga seorang pengusaha mabuk.
Baca juga Resiko Usaha Mebel Kayu Wajib Diketahui
Dari mentor, Anda akan belajar awal memulai bisnis ini, bagaimana bekerja sama dengan perusahaan lain, bagaimana bernegosiasi, dll.
3. Membuat promosi
Setiap bisnis perlu dipromosikan agar produk yang dijual menarik perhatian calon pembeli. Ini juga berlaku jika Anda menjual produk bekas atau bekas.
Bagaimana cara mempromosikan sampah?
Mulailah dengan orang-orang terdekat Anda. Misalnya saudara, teman, kolega dan kerabat lainnya.
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan jejaring sosial, forum, marketplace, dan blog sebagai tempat memasarkan produk bekas Anda.
4. Klasifikasi jenis barang rongsokan
Saat mengelola bisnis ini, Anda perlu tahu cara menyortir barang bekas. Tujuannya, agar produk yang tidak diinginkan tidak tercampur sehingga lebih mudah dijual.
Kita dapat mengklasifikasikan karya bekas menjadi 2 kategori berbeda, yaitu:
Kategori barang bekas yang cocok untuk digunakan, seperti; produk fashion, peralatan elektronik atau buku bekas
Kategori produk yang digunakan untuk daur ulang, seperti plastik PET, kertas, besi tua atau bahan kaleng.
Misalnya, Anda perlu memisahkan barang dan barang yang digunakan untuk didaur ulang. Selanjutnya, urutkan barang-barang daur ulang, seperti kertas, plastik, kain, besi.
Setelah mengumpulkan sampah, Anda juga harus membersihkannya sebelum menjualnya lagi. Tujuannya adalah untuk membuat pembeli lebih tertarik dan puas dalam bekerja dengan Anda.
5. Cari mitra
Cara memulai usaha rongsokan yang terakhir adalah dengan cara mencari mitra yang bisa di ajak bekerja sama dengan anda. Hal ini tergantung pada posisi di mana Anda berada dalam serangkaian bisnis mabuk. Ini adalah langkah penting dalam bisnis besi tua.
Jika Anda berperan sebagai kolektor, Anda harus bekerja sama dengan pemulung dan pembeli. Ini berarti Anda perlu bekerja dengan mitra bisnis yang dapat menyediakan produk bekas, serta pembeli besi tua.
Anda juga perlu mengetahui harga pasar barang bekas yang akan dibeli dari pemulung. Mengetahui harga pasar, Anda dapat bernegosiasi dengan baik dengan pemulung dan pembeli.
Penutup
Itulah daftar dari beberapa resiko usaha rongsokan yang nantinya akan anda hadapi. Meski masih ditatap sebelah mata oleh masyarakat, memanfaatkan setumpuk barang bekas yang sudah tak terpakai sebagai bisnis merupakan suatu hal yang baik sebab bisa mengurangi jumlah sampah sembari meraup untung.