Diera sekarang, memiliki keahlian jahit sangat diperlukan. Salah satunya bisa untuk membuka usAha jasa jahit pakaian.
Tidak banyak orang yang menguasai keahlian ini, sehingga potensinya cukup bagus kedepannya.
Anda dapat memulai ushaa jahit pakaian dalam skala rumahan, atau menyewa kios untuk menjangkau pasar lebih luas.
Apakah Menjahit Pakaian Merupakan Bisnis yang Bagus?
Menjahit pakaian bisa menjadi bisnis yang menjanjikan dengan beberapa keuntungan:
Pertama, kebutuhan akan pakaian selalu ada. Setiap orang membutuhkan pakaian untuk berbagai acara.
Kedua, Anda bisa menyesuaikan produk dengan keinginan konsumen.
Ini berarti Anda bisa menawarkan produk yang unik dan berbeda dari produk massal.
Ketiga, modal awal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, terutama jika Anda memulai dari rumah.
Analisa Usaha Jasa Jahit Pakaian
Sebelum memulai usaha ini, Anda harus mengetahui modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha ini.
1. Modal Awal
- Peralatan Jahit:
- Mesin jahit: Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 (tergantung merek dan fitur)
- Mesin obras: Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000
- Setrika uap: Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
- Meja jahit: Rp 500.000 – Rp 1.000.000
- Manekin: Rp 500.000 – Rp 1.500.000
- Alat ukur (meteran, jangka, dll): Rp 200.000
- Alat jahit lainnya (gunting, jarum, benang, kapur jahit, dll): Rp 300.000
- Bahan Baku:
- Kain katun: Rp 50.000/meter (asumsi)
- Kain rayon: Rp 30.000/meter (asumsi)
- Kain denim: Rp 70.000/meter (asumsi)
- Resleting: Rp 5.000/pcs (asumsi)
- Kancing: Rp 2.000/pcs (asumsi)
- Benang: Rp 10.000/roll (asumsi)
- Label pakaian: Rp 500/pcs (asumsi)
- Tempat Usaha:
- Sewa tempat (jika tidak di rumah): Rp 1.500.000/bulan (asumsi)
- Listrik, air, internet: Rp 500.000/bulan (asumsi)
- Modal Kerja:
- Promosi (kartu nama, media sosial): Rp 500.000
- Kemasan produk: Rp 200.000
- Biaya Tidak Terduga: Rp 1.000.000
Total Estimasi Modal Awal: Sekitar Rp 12.000.000 – Rp 20.000.000
2. Perhitungan Biaya Produksi per Produk
- Contoh: Membuat kemeja wanita sederhana dari kain katun
- Kain: 2 meter x Rp 50.000/meter = Rp 100.000
- Resleting: 1 pcs x Rp 5.000/pcs = Rp 5.000
- Kancing: 5 pcs x Rp 2.000/pcs = Rp 10.000
- Benang: Rp 5.000
- Label: Rp 500
- Biaya tenaga kerja (asumsi): Rp 50.000
- Total biaya produksi: Rp 170.500
3. Penetapan Harga Jual
- Harga jual harus menutupi biaya produksi, biaya operasional, dan memberikan keuntungan.
- Misalnya, Anda ingin mendapatkan keuntungan 30% dari biaya produksi.
- Harga jual kemeja: Rp 170.500 x 1.3 = Rp 221.650
4. Keuntungan
Asumsi:
- Harga jual rata-rata per pakaian: Rp 221.650 (berdasarkan perhitungan sebelumnya)
- Biaya produksi rata-rata per pakaian: Rp 170.500
- Jumlah pakaian yang terjual: 150 pakaian
- Biaya operasional tetap per bulan: Rp 2.000.000 (sewa tempat, listrik, air, dll)
Perhitungan:
Total pendapatan:
150 pakaian x Rp 221.650/pakaian = Rp 33.247.500
Total biaya produksi:
150 pakaian x Rp 170.500/pakaian = Rp 25.575.000
Laba kotor:
Total pendapatan – Total biaya produksi
Rp 33.247.500 – Rp 25.575.000 = Rp 7.672.500
Laba bersih:
Laba kotor – Biaya operasional tetap
Rp 7.672.500 – Rp 2.000.000 = Rp 5.672.500
Keuntungan yang bisa Anda dapatkan tergantung dari jumlah pakaian yang berhasil dijahit dan harga jual pakaian itu sendiri.
Jika bisa memproduksi lebih banyak dan menjual dengan hargan yang lebih tinggi, Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar nantinya.
Kesimpulan
Khusus untuk Anda yang memiliki keahlian menjahit, usaha jasa jahit pakaian bisa menjadi pilihan yang tepat.
Anda bisa menjalankan usaha ini dengan modal yang tidak terlalu besar. Apalagi jika sebelumnya sudah memiliki mesin jahit.